Selasa, 19 Maret 2013

PUISI KAHLIL GIBRAN



KAHLIL GIBRAN

MUTIARA KATA

...pabila cinta memanggilmu...
 ikutilah dia walau jalannya berliku-liku...
Dan, pabila sayapnya merangkummu...
 pasrahlah serta menyerah,
walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu..."
(Kahlil Gibran)

"...kuhancurkan tulang-tulangku,
tetapi aku tidak membuangnya sampai aku
mendengar suara cinta memanggilku
dan melihat jiwaku siap untuk berpetualang"
(Kahlil Gibran)

"Tubuh mempunyai keinginan yang tidak kita ketahui.
 Mereka dipisahkan karena alasan duniawi
dan dipisahkan di ujung bumi.
Namun jiwa tetap ada di tangan cinta...
terus hidup... sampai kematian dating
dan menyeret mereka kepada Tuhan..."
 (Kahlil Gibran)

"Jangan menangis, Kekasihku...
Janganlah menangis dan berbahagialah,
 karena kita diikat bersama dalam cinta.
Hanya dengan cinta yang indah...
 kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan,
 pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan"
(Kahlil Gibran)


"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
 seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu
 kepada api yang menjadikannya abu...
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan
kepada hujan yang menjadikannya tiada..."
 (Kahlil Gibran)





"Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau
kepadaku dalam kehidupan ini...
 pastilah cinta akan menyatukan kita
dalam kehidupan yang akan datang" (Kahlil Gibran)

"Apa yang telah kucintai laksana seorang anak
kini tak henti-hentinya aku mencintai...
Dan, apa yang kucintai kini...
akan kucintai sampai akhir hidupku,
 karena cinta ialah semua yang dapat kucapai...
dan tak ada yang akan mencabut diriku dari padanya"
(Kahlil Gibran)

CINTA yang AGUNG
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan MASIH peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas LAGI ..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati
bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu
dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu
menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai,
 diatas bantarannya kau akan duduk
 dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu
adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah
 kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari
dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta
yang menaburkan bintang di angkasa.


Setiap di antara kalian yang tidak merasa
bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa
cinta sejati, walau tiada batas,
tercakup di dalam inti dirinya,
dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta,
pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta,
tiada terbagi dan tiada kenal ruang?
Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu
ke dalam musim,
biarkanlah tiap musim merangkum
semua musim yang lain,
Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam
dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.
AKU bicara perihal Cinta ????…

Apabila cinta memberi isyarat kepadamu,
ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu
menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara
ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu
 bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau,
demikian pula dia kan menyalibmu.

Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu,
 demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.

Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu
 dan membelai mesra ranting-rantingmu
 nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam
 ke akarmu dan mengguncang-guncangnya
di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau
pada dirinya sendiri.

Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan
engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.

Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.

Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
 supaya bisa kaupahami rahasia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.

Namun pabila dalam ketakutanmu
kau hanya akan mencari kedamaian
dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah
bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu
dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.

Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa,
tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis,
tapi tak sehabis semua airmatamu.

Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya
sendiri dan tiada mengambil apa pun
kecuali dari dirinya sendiri.
Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki;
Karena cinta telah cukup bagi cinta.

Pabila kau mencintai kau takkan berkata,
“Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya,
 “Aku berada di dalam hati Tuhan”.

Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan
 jalannya Cinta,
sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.

Cinta tak menginginkan yang lain
kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai
dan terpaksa memiliki berbagai keinginan,
biarlah ini menjadi aneka keinginanmu:
Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali,
yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.

Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;
Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan
dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;

Istirah di kala siang dan merenungkan
kegembiraan cinta
yang meluap-luap;Kembali ke rumah
 di kala senja dengan rasa syukur;

Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih
di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu.

Dan seorang remaja berkata,
Bicaralah pada kami tentang Persahabatan.

Dan dia menjawab:
Sahabat adalah keperluan jiwa, yang mesti dipenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih
dan kau tuai dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Kerana kau menghampirinya saat hati lupa
dan mencarinya saat jiwa mahu kedamaian.

Bila dia berbicara, mengungkapkan fikirannya,
kau tiada takut membisikkan kata “Tidak” di kalbumu sendiri,
pun tiada kau menyembunyikan kata “Ya”.
Dan bilamana dia diam,hatimu berhenti dari mendengar hatinya;
kerana tanpa ungkapan kata, dalam persahabatan, segala fikiran,
hasrat, dan keinginan dilahirkan bersama dan dikongsi,
 dengan kegembiraan tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, tiadalah kau berdukacita;
Kerana yang paling kau kasihi dalam dirinya,
mungkin kau nampak lebih jelas dalam ketiadaannya,
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,
nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali
saling memperkaya roh kejiwaan.
Kerana cinta yang mencari sesuatu di luar
jangkauan misterinya, bukanlah cinta ,
tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
 biarlah dia mengenali pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Kerana dialah yang bisa mengisi kekuranganmu,
bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan,
biarkanlah ada tawa ria dan berkongsi kegembiraan..
Kerana dalam titisan kecil embun pagi,
hati manusia menemui fajar dan ghairah segar kehidupan.

Posted on Februari 26th, 2009 by by admin
“Jangan menangis, Kekasihku… Janganlah menangis dan berbahagialah,
 karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah…
kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan” (Kahlil Gibran)
——–
“Kemarin aku sendirian di dunia ini, kekasih; dan kesendirianku… sebengis kematian…
Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara…,
di dalam pikiran malam. Hari ini… aku menjelma menjadi
sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari.
 Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu
 yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan…
sekecup ciuman” (Kahlil Gibran)



Buat Sepasang Mata Tak Dikenal

Juwita,
Kalaulah kegandrungan yang kunyatakan ini menarik perhatianmu
Atau tak berarti apa-apa bagimu
Maafkanlah aku. Namun di matamulah
Dalam lindup bayangannya, suatu petang aku bersandar istirah
Dan sebentar terhantar dalam tidur yang indah.
Dalam ketenangannya kubelai bulan dan bintang-bintang
Kuanyam kapal khayal dari kelopak-kelopak kembang
Dan kubaringkan jiwaku yang lelah di sana
Kuberi minum bibirku yang dahaga
Dan kupuaskan gairah mataku yang mendamba
Juwita,
Waktu kebetulan kita bertemu sebagai dua orang asing yang bertemu
Dukaku pun berjalan juga di jalan itu
Telanjang, tak terselubung
Dengan langkah murung…
Dan engkaulah dukaku itu
Kesedihan dan kegagalan
Kebisuan dan kekecewaan
Mengungkung penyair yang bergulat habis-habisan
Karena puisi, Juwita.. ialah orang asing dinegeriku
Dibunuh kekosongan dan kehampaan.
Jiwaku gemetar ketika aku melihatmu
Aku merasa tiba-tiba seakan sebuah golok mengorek ke dalam darahku
Membersihkan hatiku, mulutku
Meniarapkan aku dengan kening kotor dan tangan meminta
Dalam lindap bayangan matamu yang jelita
Juwita,
Jika tiba-tiba kita bertemu
Jika mataku memandang matamu
Yang anggun, hijau, tenggelam dalam kabut dan hujan
Jika kebetulan pula kita bertemu lagi di jalan
(Dan bukankah hanya nasib kebetulan ini)
Maka akan kucium jalan itu, kucium dua kali (Muhammad Al Fayaturi)


Dialog

Jangan katakan bahwa cintaku
Sebentuk cincin atau gelang
Cintaku ialah pengepungan benteng lawan
Ialah orang-orang nekat dan pemberani
Sambil menyelidik mencari-cari, mereka menuju mati.
Jangan katakan bahwa cintaku
Ialah bulan,
Cintaku bunga api bersemburan. (‘Ali Ahmad Sa’id-Anonis)
——–
“Hatiku telah mampu menerima aneka bentuk dan rupa, ia merupakan
 padang rumput bagi menjangan, biara bagi para rahib, kuil anjungan berhala,
ka‘bah tempat orang bertawaf, batu tulis untuk Taurat, dan mushaf bagi al-Qur’an.
Agamaku adalah agama cinta, yang senantiasa kuikuti kemana pun langkahnya;
itulah agama dan keimananku”  (Ibn Arabi)
——–

Nyanyian Sukma

Di dasar relung jiwaku Bergema nyanyian tanpa kata;
sebuah laguyang bernafas di dalam benih hatiku,
Yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar kulit ;
ia meneguk rasa kasihku dalam jubah yg nipis kainnya,
dan mengalirkan sayang, Namun bukan menyentuh bibirku.
Betapa dapat aku mendesahkannya?
Aku bimbang dia mungkin berbaur dengan kerajaan fana
Kepada siapa aku akan menyanyikannya?
Dia tersimpan dalam relung sukmaku
Kerna aku risau, dia akan terhempas
Di telinga pendengaran yang keras.
Pabila kutatap penglihatan batinku
Nampak di dalamnya bayangan dari bayangannya,
Dan pabila kusentuh hujung jemariku
Terasa getaran kehadirannya.
Perilaku tanganku saksi bisu kehadirannya,
Bagai danau tenang yang memantulkan cahaya bintang-bintang bergemerlapan.
Air mataku menandai sendu
Bagai titik-titik embun syahdu
Yang membongkarkan rahsia mawar layu.
Lagu itu digubah oleh renungan,
Dan dikumandangkan oleh kesunyian,
Dan disingkiri oleh kebisingan,Dan dilipat oleh kebenaran,
Dan diulang-ulang oleh mimpi dan bayangan,
Dan difahami oleh cinta,
Dan disembunyikan oleh kesedaran siang
Dan dinyanyikan oleh sukma malam.
Lagu itu lagu kasih-sayang,
Gerangan ‘Cain’ atau ‘Esau’ manakahYang mampu membawakannya berkumandang?
Nyanyian itu lebih semerbak wangi daripada melati:
Suara manakah yang dapat menangkapnya?
Kidung itu tersembunyi bagai rahsia perawan suci,
Getar nada mana yang mampu menggoyahnya?
Siapa berani menyatukan debur ombak samudra dengan kicau bening burung malam?
Siapa yang berani membandingkan deru alam, Dengan desah bayi yang nyenyak di buaian?
Siapa berani memecah sunyi
Dan lantang menuturkan bisikan sanubari
Yang hanya terungkap oleh hati?
Insan mana yang berani melagukan kidung suci Tuhan?
(Dari Kahlil Gibran - ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas Senyuman)
Cinta yang Agung
Adalah ketika kamu menitikkan air mata
dan masih peduli terhadapnya..
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih
menunggunya dengan setia..
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain
dan kamu masih bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku
turut berbahagia untukmu’
Apabila cinta tidak berhasil
…Bebaskan dirimu…
Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya
dan terbang ke alam bebas lagi..
Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan
kehilangannya..
tapi..ketika cinta itu mati..kamu tidak perlu mati
bersamanya
Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu
menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika
mereka jatuh.. (Kahlil Gibran)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar